Dalam khazanah keilmuan bahasa Arab, terdapat satu ilmu yang sangat istimewa dalam memperindah ucapan dan tulisan, yaitu Ilmu Badi’ (علم البديع). Bagi Anda yang sedang belajar bahasa Arab di My Arabic Grows, memahami ilmu ini akan membuka cakrawala baru tentang betapa agung dan indahnya struktur bahasa Arab.
Ilmu Badi’ adalah salah satu cabang dari ilmu balaghah (retorika) yang fokus pada aspek-aspek keindahan dalam penyampaian pesan, baik melalui lafadz (kata) maupun makna. Tujuannya adalah agar ungkapan menjadi lebih menarik, hidup, dan menyentuh hati pendengarnya.
Apa Itu Ilmu Badi’?
Secara bahasa, “badi’” (بديع) berarti sesuatu yang baru dan menakjubkan. Sedangkan secara istilah, para ulama mendefinisikannya sebagai:
تزيين الكلام بالطراٸف والمحاسن الملائمة للمقام
“Menghias ucapan dengan bentuk-bentuk keindahan yang sesuai dengan situasi dan tujuan.”
Ilmu Badi’ melibatkan berbagai macam teknik seperti penggunaan, jinas (permainan bunyi), thibaq dan muqabalah (pertentangan makna), ithnab (perluasan ucapan).
Sejarah Singkat Perkembangan Ilmu Badi’
Ilmu Badi’ mulai berkembang pada masa Abbasiyah. Tokoh pertama yang secara sistematis membahasnya adalah Abdullah bin Al-Mu’tazz (wafat 296 H) dalam kitabnya Kitab al-Badi’ (كتاب البديع). Beliau berkata:
وقد قصدت لهذا الكتاب ذكر ما تحسن به الشعر والنثر من محاسن الكلام
“Aku maksudkan dalam kitab ini untuk menyebutkan hal-hal yang memperindah syair dan prosa dari segi keindahan ucapan.”
Selain beliau, ada juga Qudamah bin Ja’far dengan karyanya Naqd Asy-Syi’r (نقد الشعر) yang memperkaya konsep keindahan bahasa.
baca juga : https://myarabicgrows.com/ilmu-bayan-makna-tersirat-bahasa-arab/
Contoh-contoh dalam Ilmu Badi’
Agar lebih mudah memahami ilmu Badi’, mari kita lihat beberapa contohnya;
-
Jinas (الجناس)
Jinās adalah salah satu gaya bahasa dalam balaghah Arab yang merujuk pada permainan kata, yaitu ketika dua kata memiliki lafal yang mirip atau bahkan sama, namun memiliki makna yang berbeda. Dalam bahasa Indonesia, gaya ini dapat disamakan dengan paronomasia atau permainan bunyi dan makna.
Contoh Jinās dalam Al-Qur’an:
🔹 Surah Al-An‘ām ayat 26:
وَهُمۡ يَنۡهَوۡنَ عَنۡهُ وَيَنْأَوْنَ عَنۡهُۚ
“Dan mereka melarang (orang lain) mendengarkannya (al-Qur’an) dan mereka sendiri menjauh daripadanya.”
Dalam ayat ini, terdapat jinās antara dua kata:
- يَنْهَوْنَ (yanhawna) – mereka melarang
- يَنْأَوْنَ (yan’awna) – mereka menjauh
Kedua kata tersebut terdengar sangat mirip, namun berasal dari akar kata yang berbeda dan membawa makna yang berlainan. Bentuk jinās ini tergolong dalam:
📌 Jinās Nāqiṣ (جناس ناقص) – yaitu jinās yang huruf-hurufnya hampir sama namun tidak identik sepenuhnya.
Perbedaan utama hanya terletak pada:
- هـ (hā’) dalam ينهون
- ء (hamzah) dalam ينأون
Meski perbedaannya kecil secara lafal, namun maknanya sangat kontras, dan ini memberikan efek retoris yang mendalam.
🔹 Contoh lain: Surah Ar-Rūm ayat 55:
وَيَوۡمَ تَقُوۡمُ السَّاعَةُ يُقۡسِمُ الۡمُجۡرِمُوۡنَ مَا لَبِثُوۡا غَيۡرَ سَاعَةٍؕ كَذٰلِكَ كَانُوۡا يُؤۡفَكُوۡنَ
“Dan pada hari terjadinya kiamat, orang-orang yang berdosa bersumpah bahwa mereka tidak tinggal (di dunia) melainkan hanya sesaat saja. Begitulah mereka dahulu dipalingkan (dari kebenaran).”
Dalam ayat ini, jinās terjadi antara:
- السَّاعَةُ (as-sā‘ah) – yang bermakna hari kiamat
- سَاعَةٍ (sā‘ah) – yang berarti sesaat atau waktu yang sangat singkat
Jenis jinās ini disebut:
📌 Jinās Tāmm (جناس تامّ) – jinās sempurna, karena kedua kata tersebut memiliki lafal dan penulisan yang sama, namun makna yang berbeda.
- السَّاعَةُ (dengan alif-lam) merujuk pada Hari Kiamat, yaitu waktu yang sangat besar dan menentukan
- سَاعَةٍ (tanpa alif-lam, dalam bentuk nakirah) merujuk pada waktu yang amat singkat di dunia
Penggunaan jinās dalam ayat ini memberikan efek ironi dan penekanan: orang-orang yang berdosa menganggap kehidupan dunia hanya berlangsung “sesaat”, padahal mereka telah lalai terhadap waktu yang jauh lebih besar—yakni as-sā‘ah (Hari Kiamat) itu sendiri.
-
Thibaq (الطباق)
Ṭibāq (الطباق) adalah salah satu gaya bahasa dalam balaghah Arab yang digunakan untuk memperkuat makna melalui pasangan kata yang saling berlawanan. Gaya ini menciptakan kontras yang tajam dan memperdalam kesan makna dalam suatu kalimat. Dalam bahasa Indonesia, ṭibāq sepadan dengan penggunaan antonim secara gaya bahasa.
📖 Contoh Ṭibāq dalam Al-Qur’an:
Terdapat penggunaan ṭibāq yang indah dalam Surah Fāṭir ayat 19–22:
وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُۙ ١٩
“Tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat”
وَلَا الظُّلُمَاتُ وَلَا النُّورُۙ ٢٠
“Dan tidak (pula) sama kegelapan dengan cahaya”
وَلَا الظِّلُّ وَلَا الْحَرُورُۚ ٢١
“Dan tidak (pula) sama yang teduh dengan yang panas”
وَمَا يَسْتَوِي الْأَحْيَاءُ وَلَا الْأَمْوَاتُۗ ٢٢
“Dan tidaklah sama orang-orang yang hidup dengan orang-orang yang mati”
🔍 Analisis Ṭibāq dalam Ayat-ayat Ini:
- الْأَعْمَىٰ وَالْبَصِيرُ → yang buta vs yang melihat
→ Ṭibāq ma‘nawī (kontras makna: antara tidak melihat dan melihat) - الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ → kegelapan vs cahaya
→ Kontras antara kebodohan/kesesatan dengan ilmu/petunjuk - الظِّلُّ وَالْحَرُورُ → naungan sejuk vs panas yang menyengat
→ Kontras antara kenyamanan dan penderitaan - الْأَحْيَاءُ وَالْأَمْوَاتُ → yang hidup vs yang mati
→ Kontras antara kehidupan dan kematian, secara fisik maupun spiritual
🎯 Fungsi Balaghah Ṭibāq dalam Konteks Ini:
- Menjelaskan perbedaan mutlak antara dua golongan manusia:
- Orang beriman vs orang kafir
- Mereka yang menerima petunjuk vs yang menolaknya
- Jiwa yang hidup secara rohani vs yang mati dalam kesesatan
- Menegaskan bahwa kebenaran dan kebatilan tidak akan pernah bisa disamakan
- Memberikan kekuatan retoris yang mendalam serta menggugah perenungan bagi pendengar atau pembaca
Gaya bahasa ṭibāq dalam ayat-ayat ini bukan hanya memperindah susunan kata, tetapi juga menyampaikan pesan akidah yang mendalam dengan cara yang menggugah hati dan pikiran.
-
Muqabalah (المقابلة)
Muqābalah (المقابلة) adalah salah satu gaya bahasa dalam ilmu balaghah yang menghadirkan dua kelompok kata atau frasa yang berlawanan makna, disusun secara berpasangan dalam satu konteks. Tujuannya adalah untuk memperkuat makna, menciptakan kontras yang jelas, dan menegaskan pesan secara lebih mendalam.
📖 Contoh Muqābalah dalam Al-Qur’an:
Perhatikan firman Allah dalam Surah Al-Lail ayat 5–10:
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَىٰ وَٱتَّقَىٰ وَصَدَّقَ بِٱلْحُسْنَىٰ فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْيُسْرَىٰ وَأَمَّا مَنۢ بَخِلَ وَٱسْتَغْنَىٰ وَكَذَّبَ بِٱلْحُسْنَىٰ فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْعُسْرَىٰ
“Adapun orang yang memberi, bertakwa, dan membenarkan adanya kebaikan (pahala), maka Kami akan mudahkan baginya jalan menuju kemudahan. Dan adapun orang yang kikir, merasa dirinya cukup, dan mendustakan kebaikan, maka Kami akan mudahkan baginya jalan menuju kesulitan.”(QS. Al-Lail: 5–10)
🔄 Contoh Muqābalah yang Terdapat dalam Ayat Ini:
Golongan Pertama (Ayat 5–7) | ↔ | Golongan Kedua (Ayat 8–10) |
أَعْطَىٰ (memberi) | ↔ | بَخِلَ (kikir) |
وَٱتَّقَىٰ (bertakwa) | ↔ | وَٱسْتَغْنَىٰ (merasa cukup/sombong) |
صَدَّقَ بِٱلْحُسْنَىٰ (membenarkan kebaikan) | ↔ | كَذَّبَ بِٱلْحُسْنَىٰ (mendustakan kebaikan) |
فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْيُسْرَىٰ (Kami mudahkan ke jalan kemudahan) | ↔ | فَسَنُيَسِّرُهُۥ لِلْعُسْرَىٰ (Kami mudahkan ke jalan kesulitan) |
🎯 Fungsi Balaghah dari Gaya Muqābalah dalam Ayat Ini:
- Menjelaskan konsekuensi logis dari amal perbuatan manusia: antara jalan kebaikan dan jalan keburukan.
- Menggambarkan dengan jelas dua arah kehidupan: jalan menuju kemudahan (surga) dan jalan menuju kesulitan (neraka).
- Memberikan kesan retoris yang kuat melalui kontras kata, sehingga pesan lebih mudah diresapi oleh pendengar atau pembaca.
Adapun perbedaan antara Ṭibāq dan Muqābalah secara ringkas adalah:
- Ṭibāq (الطباق):
Menggabungkan dua kata berlawanan makna dalam satu kalimat atau frasa. Biasanya hanya melibatkan satu pasang kata, seperti hidup vs mati, terang vs gelap. - Muqābalah (المقابلة):
Menghadirkan dua kelompok atau lebih dari kata/frasa yang masing-masing memiliki lawan maknanya, disusun secara berpasangan dan berimbang. Jadi, muqabalah adalah bentuk kontras yang lebih lengkap dan kompleks dibanding ṭibāq.
✨ Mengapa Ilmu Badī’ Penting untuk Dipelajari?
- 📚 Meningkatkan kemampuan berbahasa: Membantu pelajar menyampaikan ide dan pesan dengan cara yang indah, efektif, dan menyentuh.
- 🕋 Memperdalam pemahaman terhadap Al-Qur’an: Banyak ayat Al-Qur’an mengandung keindahan bahasa yang tak tergantikan tanpa memahami balaghah.
- 🎤 Menguatkan keterampilan retorika dan menulis: Sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin menyampaikan dakwah, menulis karya ilmiah, atau berbicara secara persuasif dalam bahasa Arab.
Dalam konteks pembelajaran bahasa Arab di My Arabic Grows, ilmu Badi’ akan menambah kedalaman rasa bahasa (ذوق لغوي) siswa, sehingga mereka tidak hanya memahami makna kata, tapi juga keindahan dan nuansa dalam teks Arab.
Perkataan Para Pakar tentang Ilmu Badi’
Imam As-Suyuthi rahimahullah dalam kitabnya Al-Itqan fi Ulumil Qur’an berkata:
ومن أعظم محاسن القرآن البديع والبلاغة والفصاحة
“Di antara keindahan terbesar Al-Qur’an adalah penggunaan badi’, balaghah, dan kefasihan.”
Demikian juga Ibn Al-Athir dalam Al-Mathal As-Sa’ir menyatakan:
البديع روح الكلام وزينته وقمره المضيء
“Badi’ adalah ruhnya ucapan, perhiasannya, dan bulan purnama yang bersinar.”
Penutup
Ilmu Badi’ bukan hanya sekadar teori memperindah kata, tetapi ia adalah seni yang menghidupkan makna dan memperdalam pengaruh pesan. Bagi Anda yang ingin memperdalam bahasa Arab secara komprehensif bersama kami di My Arabic Grows, mempelajari ilmu Badi’ akan menjadi bekal luar biasa.
Mari kita terus tumbuhkan kecintaan pada bahasa Arab, bahasa Al-Qur’an, dengan memahami kekayaan ilmu seperti Ilmu Badi’ ini.
“Barang siapa yang memahami keindahan bahasa Arab, maka ia akan lebih merasakan keagungan wahyu.”
Jika Anda ingin belajar lebih dalam tentang Ilmu Balaghah dan Ilmu Badi’, kunjungi terus website kami MyArabicGrows.com, tempat terbaik untuk memperkaya ilmu bahasa Arab Anda!