MAG Arabic Grows

4 Kemampuan Berbahasa: Kunci Penguasaan dan Keindahan Komunikasi

Oleh     : Muhammad Ali Yusuf

Bahasa adalah anugerah Allah –subhanahu wata’ala– yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Dengan bahasa, manusia dapat menyampaikan gagasan, membangun peradaban, dan menghubungkan hati satu sama lain. Kemampuan berbahasa yang baik tidak hanya mencerminkan kepandaian seseorang, tetapi juga kemampuannya untuk memahami dan menghargai orang lain. Dalam kajian linguistik dan ilmu bahasa, terdapat empat kemampuan dasar yang menjadi fondasi keterampilan berbahasa, yaitu mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat kemampuan ini saling terkait dan saling melengkapi.

  1. Mendengar: Gerbang Awal Pemahaman

Kemampuan pertama dan paling dasar dalam berbahasa adalah mendengar. Mendengar bukan hanya sekadar menerima bunyi atau suara, tetapi memahami makna yang tersirat di dalamnya. Dalam Islam, mendengar memiliki posisi yang mulia. Al-Qur’an sering kali menyebut pentingnya mendengarkan dengan baik, seperti dalam firman Allah:

وَإِذَا قُرِئَ ٱلْقُرْءَانُ فَٱسْتَمِعُوا۟ لَهُۥ وَأَنصِتُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Dan apabila Al-Qur’an dibacakan, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al-A’raf: 204).

Seorang ulama besar, Ibn al-Qayyim –rahimahullah-, pernah berkata, ; السَّمْعُ بَابُ الْعِلْمِ، فَمَنْ أَحْسَنَ سَمْعَهُ حَصَلَ لَهُ نَفْعٌ عَظِيمٌ “Pendengaran adalah gerbang ilmu. Siapa yang memperbaiki pendengarannya, maka ia akan memetik manfaat yang besar.” (Miftah Dar As-Sa’adah, 2/175). Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan mendengar yang baik memungkinkan seseorang untuk memahami pesan dengan benar, menghindari salah paham, dan menunjukkan empati terhadap orang lain.

Sayangnya, di era modern yang penuh distraksi, kemampuan mendengar yang baik sering terabaikan. Banyak orang mendengar untuk merespons, bukan untuk memahami. Padahal, mendengar dengan penuh perhatian adalah bentuk penghormatan kepada lawan bicara.

  1. Berbicara: Seni Mengungkapkan Pikiran

Kemampuan kedua dalam berbahasa adalah berbicara, yaitu menyampaikan pikiran dan perasaan melalui kata-kata. Dalam tradisi Arab, seni berbicara (balaghah) sangat dihormati. Kata-kata yang terstruktur dengan baik, pilihan diksi yang tepat, dan cara penyampaian yang penuh hikmah dapat memberikan dampak yang luar biasa. Nabi Muhammad ﷺ dikenal sebagai sosok yang sangat fasih dalam berbicara.

Berbicara yang baik melibatkan kejujuran, ketulusan, dan kehati-hatian dalam memilih kata. Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan berbicara yang baik tidak hanya mencakup fasihnya lidah, tetapi juga kemampuan menyesuaikan gaya bicara sesuai situasi dan lawan bicara.

Sebagai contoh, Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menekankan pentingnya menjaga lisan; اللِّسَانُ مِرْآةُ الْقَلْبِ، إِنْ صَلَحَ اللِّسَانُ صَلَحَ الْقَلْبُ Lisan adalah cermin hati. Jika lisannya baik, maka hatinya pun baik. Oleh karena itu, kemampuan berbicara yang efektif harus dilandasi oleh niat yang baik dan penghormatan terhadap lawan bicara.

  1. Membaca: Jendela Pengetahuan

Kemampuan ketiga yang tak kalah penting adalah membaca. Membaca adalah kunci untuk memahami ilmu, budaya, dan pengalaman yang tak terbatas. Islam memberikan perhatian besar terhadap membaca, bahkan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah perintah membaca:

ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِي خَلَقَ

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. (QS. Al-‘Alaq: 1).

Membaca dalam konteks ini tidak hanya terbatas pada teks, tetapi juga mencakup kemampuan memahami alam semesta dan tanda-tanda kebesaran Allah di sekeliling kita. Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata;

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا مَعًا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ

“Barangsiapa ingin kemuliaan dunia maka hendaknya ia menuntut ilmu, dan barang siapa yang ingin kemuliaan akhirat maka hendaknya ia menuntut ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya sekaligus maka hendaklah ia menuntut ilmu.”(Al-Manaqib Asy-Syafi’i, 2/139).

Salah satu cara utama untuk menuntut ilmu adalah dengan membaca. Kemampuan membaca yang baik mencakup dua aspek: membaca literal, yaitu memahami teks sebagaimana adanya, dan mentelaah, yaitu menganalisis dan mengevaluasi informasi secara mendalam. Membaca membuka wawasan, memperluas pemahaman, dan melatih pikiran untuk berpikir secara logis dan sistematis.

  1. Menulis: Mengabadikan Gagasan

Kemampuan terakhir adalah menulis, yaitu menyusun kata-kata untuk menyampaikan gagasan secara tertulis. Menulis adalah bentuk komunikasi yang bertahan lama dan dapat menjangkau banyak orang di berbagai tempat dan waktu. Dalam sejarah, peradaban besar selalu meninggalkan warisan tulisan yang menjadi bukti kejayaannya. Ulama besar seperti Imam al-Bukhari, Imam Muslim, dan ulama lainnya meninggalkan karya tulis monumental yang hingga kini menjadi rujukan utama umat Islam.

Menulis bukan sekadar menyusun kata, tetapi juga melibatkan kemampuan berpikir kritis, menyusun argumen, dan menyampaikan pesan dengan jelas. Dalam konteks kehidupan modern, menulis juga menjadi keterampilan yang sangat dibutuhkan, baik dalam dunia akademik, profesional, maupun pribadi. Menulis yang baik mampu menginspirasi, mendidik, dan memengaruhi pembacanya.

 

Sinergi Empat Kemampuan

Keempat kemampuan berbahasa ini—mendengar, berbicara, membaca, dan menulis—adalah satu kesatuan yang saling melengkapi. Mendengar dengan baik membantu seseorang memahami apa yang didengar, berbicara memungkinkan seseorang menyampaikan apa yang dipahami, membaca memperluas wawasan dan pengetahuan, sementara menulis mengabadikan apa yang telah dipahami dan dipelajari.

Sebagaimana perkataan sahabat Ali bin Abi Thalib, –radhiyallahu’anhu-;

الْعِلْمُ صَيْدٌ، وَالْكِتَابَةُ قَيْدٌ، فَقَيِّدْ صَيْدَكَ بِالْكِتَابَةِ

“Ilmu itu bagaikan binatang buruan, dan tulisan adalah tali pengikatnya. Ikatlah ilmu dengan menulisnya.” (Diwan ‘Ali bin Abi Thalib, hal. 122).

Dengan menguasai keempat kemampuan ini, seseorang tidak hanya menjadi komunikator yang baik, tetapi juga menjadi individu yang berwawasan luas dan mampu memberikan manfaat kepada orang lain.

Sebagai penutup, marilah kita terus mengasah dan mengembangkan keempat kemampuan berbahasa ini—mendengar, berbicara, membaca, dan menulis—agar menjadi pribadi yang lebih baik, mampu berkomunikasi dengan efektif, dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, khususnya dalam bahasa Arab, adalah dengan mengikuti kursus terpercaya seperti My Arabic Grows. Program ini dirancang untuk membantu peserta menguasai bahasa Arab secara bertahap, baik dari segi pemahaman, percakapan, hingga kemampuan membaca dan menulis, sehingga mendukung pengembangan keempat kemampuan tersebut secara komprehensif.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shopping Cart
en_US
Scroll to Top